Nama : M. Prasetyo
Nugroho
Kelas : 3IA21
NPM : 53415941
Mata Kuliah : Desain
Komunikasi Visual
Nama Dosen : Stefany
Rahma Desky
Desain komunikasi visual atau lebih dikenal di kalangan
civitas akademik di Indonesia dengan singkatan DKV pada dasarnya merupakan
istilah penggambaran untuk proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai
pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa terbaca atau terlihat.
Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda (signs),
gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf (tipografi),
ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan dengan indra penglihatan.
Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan
penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta warna
selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek terhadap pihak yang
melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari tujuan yang ingin disampaikan
oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari penerima pesan untuk
menguraikannya.
Berikut ini merupakan sejarah perkembangan desain komunikasi
visual:
1. Victorian
Dengan meledaknya revolusi industri, maka kebutuhan manusia
pada zaman itu semakin berkembang. Muncul kebutuhan untuk mempromosikan dan
menginformasikan sesuatu dari seseorang ke public umum. Teknologi cetak pun
semakin berkembang, hingga muncul kebutuhan-kebutuhan baru dalam bidang
marketing, diantaranya kebutuhan untuk mengedukasi pasar dengan iklan,
bagaimana mempercantik sebuah kemasan produk, bagaimana menginformasikan secara
massal sebagai sebuah industrialisasi yang semakin maju dan kompleks.
2. Arts and
Crafts
Arts and Craft muncul sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap
Victorian yang dianggap sudah terlalu tradisional dan ketinggalan zaman. Selain
itu Victorian juga miskin nilai-nilai estetis karena sifat-sifatnya yang
natural dan apa adanya. Maka Arts and Craft muncul dengan pelopornya William
Morris, mengusung gaya ilustrasi yang kaya akan seni decorative yang memiliki
nilai craftmenship tinggi.
3. Art
Nouveau
Sama halnya dengan Arts and Crafts, Art Nouveau juga muncul
sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap Victorian. Art Nouveau dianggap sebagai
gaya ilustrasi yang pertama kali di dalam dunia desain secara internasional.
Seorang kritikus berpendapat mengenai Art Nouveau, “one of the most imaginative
innovation in the history of design”.
4. Art Deco
Art Deco muncul pada sekitar tahun 1925, pada saat
‘Exposition International Des Arts Decoratifts et Industrial Modernes’ di
Paris, 1925. Sebuah karya Art Deco mempresentasikan kemewahan, extravaganza,
glamour, kejayaan akan permesinan, konsumerisme dan kecepatan pada masa itu.
Mulai muncul bentukan-bentukan yang ebih modern, dimana terdapat bentuk-bentuk
geometris dan kurva-kurva, streamline, mjotion line dan lampu-lampu mesin.
5. Kitsch
Kitsch dalam bahasa Jerman bermakna ‘bad taste’. Dalam dunia
seni, kitsch biasa digunakan untuk menjelaskan bahwa suatu karya itu memliki
nilai sentimental yang berlebihan, vulgar dan memiliki maksud tertentu. Gaya
ilustrasi Kitsch tidak termasuk dalam perkembangan Sejarah Desain Grafis karena
aliran ini dianggap sebagai ‘outsider arts’. Istilah Kitsch juga jarang
disebutkan di dalam dunia pendidikan Desain, tetapi terwakili oleh istilah gaya
ilustrasi ‘Era 50-an’.
6. Latemodern
Periode Late Modern didominasi oleh inovasi-inovasi dari
Amerika. Gaya ilustrasi ini terinspirasi dari European Avant Garde yang
modernist. Muncullah karya-karya yang menjunjung simplicity dan non-decorative.
Pada masa inilah bidang periklanan mengalami zaman keemasannya. Teknik-teknik
fotografi, typesetting dan printing yang jauh lebih modern telah banyak
digunakan sehingga semakin menambah berbagai macam methodology prinsip-prinsip
dalam mendesain. Salah satunya yaitu teknik gunting-tempel yang muncul sebagai
inovasi pada masa ini.
7. Swiss
Swiss memliki pengaruh besar tehadap perkembangan dunia
desain grafis selama lebih dari dua dekade. Terutama dalam area desain
corporate identity. Para desainer Swiss adalah para desainer yang sangat
perfeksionis dalam bentuk dan tipografi sans serif serta desainnya yang
minimalis dan lebih mengutamakan pesan yang disampaikan. Desain yang simetris
dan simetris didapatkan dari pemanfaatan grid-grid untuk mengorganisir
elemen-elemen grafis dalam sebuah karya.
8. Psychedelia
Psychedelia muncul beriringan dengan budaya hippies yang
berkembang pada tahun 60-an di daerah Haight Ashbury, San Fransisco. Nama
psychedelic berkaitan erat dengan psychedelic drugs yang popular di kalangan
kaum muda pada saat itu, terutama seringkali ditemui penggunaannya pada
konser-konser music rock. Poster artis berusaha untuk menangkap kesan visual
penglihatan para pengguna drugs pada saat sedang ‘fly’. Gaya-gaya tipografi
pada Psychedelic terpengaruh oleh Art Nouveau, tetapi terdapat pemadatan,
bentuknya curvilinear dan berupa handwriting. Pada pewarnaan terpengaruh gaya
Pop Art denganwarna-warnanya yang mencolok dan ramai.
9. Contemporary
Contemporary tidaklah termasuk dalam perkembangan Desain
Grafis, karena ini adalah kumpulan dari berbagai macam aliran-aliran desain
yang sedang berkembang pada sekitar tahun `1965 hingga sekarang.
Perbedaan Desain Komunikasi Visual dengan Seni Murni
Seniman murni bertujuan lebih untuk memuaskan diri,
sedangkan desainer harus menggerakkan sekelompok orang untuk menghadiri suatu
acara, mengikuti petunjuk, memahami peta suatu lokasi atau membeli suatu
produk. Desain komunikasi visual memegang peranan yang sangat penting dalam
kehidupan kita sehari-hari. Kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai
informasi-informasi yang berkomunikasi secara visual. Tanda-tanda dan
rambu-rambu lalu lintas, poster-poster promosi tentang restoran, hotel dan lain
sebagainya. Desain komunikasi visual harus dapat dimengerti oleh semua orang,
sedangkan dalam seni murni lebih bersifat emosional, dimana maksud dari seniman
itu tidak harus dapat diartikan dan dibaca oleh orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar